Kumpulan Renungan

Roma 5:5-8

        Allah mengasihi semua orang. Kita bisa menghabiskan waktu seharian lamanya untuk membicarakan cara-cara Dia menyatakan kasih-Nya, namun tetap kita tidak akan sanggup menyebutkan semuanya. Sekarang, marilah kita melihat sedikit dari contoh di dalam Alkitab.
Penciptaan jelas mengandung pesan kasih yang sangat kuat. Allah menciptakan dunia yang indah ini untuk kita nikmati. Dia sebenarnya tidak berkewajiban untuk membuat dunia menjadi tempat yang menarik bagi kita, tetapi Dia tetap melakukannya, karena Dia senang bila kita dapat menikmatinya. Dia juga sangat senang bila Dia dapat memenuhi kebutuhan kita, dan itu seringkali dilakukan-Nya melalui orang lain. Untuk alasan itulah, Dia mendirikan gereja-Nya Dia membawa orang-orang percaya ke dalam satu keluarga, sehingga kita dapat saling memerhatikan dan memberikan dorongan serta penghiburan.
Setiap orang dapat memutuskan sendiri apakah ia mau menjadi anggota keluarga orang-orang percaya, dan kebebasan untuk memilih itu pun merupakan ekspresi kasih Allah. Kehendak bebas kitalah yang memungkinkan kita untuk memilih ketaatan, bertumbuh dalam kedewasaan dan hidup semakin serupa dengan KRISTUS. Contoh lain dari ungkapan kasih Allah adalah bahwa Dia menyebabkan segala sesuatu bahkan kesulitan hidup yang kita alami untuk mengerjakan kebaikan bagi kita. Dan tentu saja, ungkapan kasih-Nya yang terbesar adalah salib, di mana YESUS membayar utang dosa kita, dan menjamin keselamatan kita.
Allah bisa saja membatasi kasih-Nya, tetapi ternyata Dia tidak berhenti sampai di situ. Dia memberikan kepada setiap orang percaya roh-Nya untuk menghibur dan menuntun. Kita dapat setiap saat menikmati hadirat Allah di dalam hidup kita, karena Dia menginginkan sepanjang waktu untuk berada bersama kita!
Segala sesuatu yang dilakukan Allah adalah ungkapan kasih-Nya. Mari luangkan waktu sejenak untuk menuliskan beberapa berkat yang telah dicurahkan-Nya ke dalam hidup Anda baru-baru ini dan naikkanlah ucapan syukur Anda.


KAPAN MUJIZATMU NYATA DALAM HIDUPKU?
Mrk.11:1-25

“Manusia tidak mengalami mujizat karena terlalu menganggap remeh peristiwa harian hidupnya”
 Membaca Kitab Suci setiap saat tentang bagaimana YESUS membuat mujizat kepada orang-orang di zaman-Nya, sungguh membangkitkan hasrat yang besar untuk suatu ketika kalau bisa Tuhan izinkan aku untuk mengalaminya mujizat-Nya secara nyata.Akan tetapi, umurku semakin bertambah senja, dan rasanya mujizat yang kudambakan itu belum juga kualami secara nyata.
Demikianlah sharing seorang ibu kepadaku.
Menahan nafas sesaat karena sedikit keheranan, lalu aku menjawabnya; “Ibu, wah, kalau begitu aku adalah manusia yang paling beruntung.” Mau tahu kenapa? Karena aku mendapatkan mujizat Tuhan setiap hari. Ia menjawabku; masa iya sih, romo?
Menangkap adanya keinginan besar ibu ini untuk mengetahui mengapa aku mengalami mujizat setiap hari, aku bertanya kepadanya; Menurut ibu, apa itu mujizat? Ia lalu menuturkan; Ya, seperti yang dialami oleh orang-orang di zaman YESUS dulu; yang timpang bisa berjalan; yang buta bisa melihat, yang tuli bisa mendengar; yang mati bisa bangkit; roti dan ikan diperbanyak, air menjadi anggur, pohon ara terkutut dan mati, beragam mujizat lainnya seperti yang aku baca dalam Kitab Suci. Aku pun mengharapkan bahwa mujizat-Nya menjadi nyata ketika suamiku yang sakit saat ini bisa sembuh total. Bertahun-tahun aku meminta dan memohon tapi Tuhan diam saja, dan mujizat-Nya tak pernah terjadi dalam hidupku. Agar tidak mengecewakannya, aku berkata kepadanya; Ibu, kalau begitu, pulanglah dulu hari ini dan esok “bila ibu masih hidup,” tolong datanglah dan kita akan melanjutkan pembicaraan kita.
Banyak orang merindukan di zaman ini untuk melihat mujizat dan tak pelak lagi mereka mencari dalam KKR atau kebangungan rohani yang gegap gempita dengan teriakan dasyat dan musik menggelegar, yang akhirnya menyembuhkan banyak orang.
Tanpa membatasi karya ROH KUDUS dalam doa-doa seperti itu, aku hanya mau mengatakan yang ini kepadamu sebagai saudaraku, bahwa banyak orang mempunyai persepsi yang salah tentang mujizat. Bagi mereka, mujizat itu terjadi bila dengan uang seribu rupiah yang digunakan untuk membuat membeli kupon berhadiah, mereka bisa mendapatkan ratusan juta, mobil mewah atau rumah baru.
Mujizat terjadi jika istri/suami yang sakit tiba-tiba sembuh total dari penyakit mereka, dan harapan-harapan menggunung lainnya, yang kadang kalau tidak tergapai bisa memperlemah iman mereka.
Hari ini Injil memberikan contoh bagus kepada kita bagaimana kita bisa mendapatkan mujizat dalam hidup kita. YESUS memberikan syarat, yakni iman.
Jika engkau memiliki iman yang kuat kokoh, engkau dapat memindahkan pohon atau gunung ini. Jika engkau berdoa dan percaya bahwa itu akan Anda terima maka itu akan terjadi padamu.
Pasti engkau akan bertanya padaku; Romo, bukankah aku telah berdoa dan berdoa, memohon dan memohon tapi rasanya mujizat itu masih jauh dariku seperti cerita ibu di atas? Dan, aku akan menjawabmu; sebagian orang terlalu fokus pada mujizatnya dan kapan terjadi dan dalam bentuk apa, dan lupa memperhatikan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan mujizat itu sendiri; sebagian lain menganggap hidup dan peristiwa harian hidupnya terlalu biasa dan kecil sehingga tidak mampu bersyukur bahwa ketika hari ini aku masih hidup adalah sebuah mujizat, ketika anak-anak dapat bersekolah dan sehat walafiat adalah mujizat.
Pokoknya, bagi sebagian besar orang; yang kecil dan biasa/rutin itu bukan mujizat. Sesuatu hanya bisa disebut mujizat bila terjadi peristiwa besar dalam hidup. Wow, otak kita mendambakan sesuatu yang gegap gempita terjadi dalam hidup sehingga lupa memaknai peristiwa harian sebagai mujizat dalam hidup.
Inilah kebenarannya saudaraku; Tuhan memerlukan lima roti dan dua ikan dari seorang anak untuk melakukan mujizat perbanyakan roti; Tuhan menggunakan air dalam tempayan untuk mengubahnya menjadi anggur; Bartimeus haru berjalan kepada YESUS agar bisa disembuhkan; perempuan yang sakit pendarahan harus berjuang menyentuh jumbai jubah YESUS untuk mendapatkan kesembuhan; perwira itu harus meninggalkan rumahnya dan datang kepada YESUS sehingga hambanya disembuhkan, dan beragam contoh lagi di mana YESUS membutuhkan pertisipasimu untuk membuat mujizat di zaman ini.
Mujizat bukanlah sebuah sulap atau tipuan mata, melainkan sebuah kenyataan hidup yang hanya bisa berubah karena partisipasimu. Tuhan memerlukan sedikit uangmu untuk membuat mujizat dalam hidup mereka yang lapar; Tuhan memerlukan kehadiranmu untuk mendatangkan mujizat bagi yang sementara sakit ketika engkau mengunjunginya; Tuhan memerlukan kata-katamu untuk membuat mujizat dalam hidup mereka yang berputus-asa. Intinya, tanpa bantuamu mujizat itu sendiri tidak mungkin terjadi.
Engkau mungkin akan menjawabku; Bukankah Tuhan itu mahakuasa, yang hanya bisa bersabda saja dan semuanya akan terjadi? Benar! Akan tetapi, mau tahu kenapa Tuhan memerlukanmu? Bukan karena Ia lemah atau tidak mampu. Ia memerlukanmu karena Ia sungguh menghargaimu. Ia memerlukanmu karena memang ketika engkau berpartisipasi dalam sebuah mujizat maka hidup dan dirimu terasa berarti.
Akhirnya, aku mau mengatakan nasehat ini untukmu; “Manusia berkata kepada Tuhan; Tuhan, jika Engkau mau melakukan saja satu mujizat dalam hidupku, maka aku akan percaya kepada-Mu sepanjang hidupku. Tuhan akan menjawabmu; Jika engkau percaya sedikit saja lebih dari biasanya maka mujizat-Ku akan menjadi nyata dalam hidupmu.” Dengan kata lain, manusia membutuhkan mujizat untuk percaya, tapi sebalilknya, Tuhan membutuhkan imanmu untuk mendatangkan mujizat. Karena itu, sebelum engkau dapat memindahkan pohon atau gunung itu,  alangkah baiknya jika engkau mengeluarkan balok di matamu untuk dapat melihat di mana pohon dan gunung itu berada.


“APA YANG DICARI ORANG”
Jabur 40: 11-18
                           “ ……..tiyang ingkang remen dhateng kawilujengan ingkang
                          saking Paduka, tetepa ngucap makaten: “Pangeran Yehuwah,
                          linuhurna.”
                                                        (Jabur 40: 17)
       Ing  carios  ngupadi  tirta perwita sari, Werkudoro kadawuhan mlebet ing teleng-
ing seganten.  Para  sedèrékipun  sami ngganduli, awit menawi Werkudoro nindaka-
ken punika sami kémawon ngalap pathi. Nanging piyambakipun tetep bidal nuhoni dawuhipun sang guru. Sinaosa ing wiwitan ngalami panandang lan sangsara ngantos méh pejah, nanging ing pungkasan kasil punapa ingkang dados pepinginanipun.
      Mekaten kasunyatan lampahing gesang tiyang ing tengahing bebrayan agung utawi masyarakat. Kasebataken ing pangandikanipun Gusti gesanginging manungsa kakepang ing bebaya ingkang saged ndatengaken bebaya lan panandang lan sangsa-
ra. Nanging Gusti Allah boten naté négakaken tiyang ingkang dipun tresnani. Prami-la menawi ngadepi perkawis mangertos ing pundit papan pangungsénipun. Panje-nenganipunparing pitulung lan pangluwaran tumrap sinten ing sambat lan nyuwun pitulungan. Namung émanipun tiyang boten mlajeng lan nyuwun pitulungan duma-teng Gusti nanging dateng asanés. Pramila kekidunganipun laré- laré ngémutaken ki ta: apa yang dicari orang ……… bukan Tuhan Yésus.   
Lumantar pangandikanipun Gusti sumangga kita niténi lan ngétang berkah-berkah ingkang sampun dipun lubéraken dateng kita.
      Menawi kita ngalami panandang utawi kebak momotan ingkang perlu kita ti-ngali lan émuti sanés panandang lan momotan ingkang nembé kita alami nanging ni
ngali lan ngémuti sepinten lubéring berkah ingkang sampun kita tampi.
                           
Pandonga: Mugi kawula Paduka sagedaken ngétang lubéring berkah ing pigesangan
                  kawula. Amin.

                                                                                                 
BERKAT APA LAKNAT?
Jabur 45: 1-10          

                          ... lathi dalem kaesokan ing kamirahan, pramila panjenengan
                          dalem  sampun dipun berkahi déning Gusti Allah ing salami-
                          laminipun.
                                                            (Jabur 45: 3)
     
      Satunggaling lagu ingkang dipun nyanyèkaken Bimbo mawi irah-irahan bibir, utawi lathi. Salah satunggaling tembung mekaten: …. penyambung lidah, artosipun lathi pinangka panyambunging lidhah ngedalaken pangraosing manah, bab ingkang  saé, saged bab ingkang awon. Punika ingkang dados kasunyatan ing gesangipun manungsa.
      Nanging  boten  mekaten  ingkang  katindhakaken  déning  tiyang  ingkang piniji
déning Gusti. Kados dawuh pangandikanipun Gusti ing dinten punika. Gambaran ingkang kasebataken déning juru Mazmur, tiyang ingkang piniji déning Gusti ka-gambaraken temantén kakung ingkang kaesokan berkahipun Gusti lan tansah ngu-capaken ingkang saé. Awit berkahipun Gusti ingkang katampi boten saged kawilang kanthi wilanganipun manungsa. Pramila tumrap tiyang pitados dumateng Gusti tan-saha saged mujudaken ingkang saé ing pigesanganipun padintenan awit sampun nampi lan ngraosaken berkah peparingipun, piniji déning Gusti. Perkawis punika boten namung ketingal ing tumindak gesang padintenan, nanging ugi kapireng ing tetembunganipun. Matemah dados talang berkah tumrap saben tiyang ingkang won-ten sakiwa tengenipun.
      Kados pundi supados saged mujudaken tiyang ingkang piniji déning Gusti ? ing-gih punika kanthi saged ngakeni bilih Gusti sampun mberkahi ing gesangipun lan berkah punika boten saged kawilang kanthi wilanganing manungsa.

Pandonga: Kawula mugi Paduka sagedaken niténi berkah-berkah ingkang sampun
                  Paduka paringaken ing pigesangan kawula. Amin.